Titel : Tragedi Istana Pasir
Karya : Agil Fatah
Duhai raja yang agung
dalam istana
megah bertahta,
diatas harta tujuh samudera
pukau raga menipu sukma
singgasanamu, permata tujuh benua
berlapis-lapis, terpahat angkara berukir derita
mahkotamu, kemilau berkilat-kilat
seperti mata iblis
silau membakar retina
gelap mata merajam langkah
tertatih, berdarah-darah
perlahan tapi pasti
menuju oven kremasi
bertabur aneka bunga warna-warni
harum semerbak mewangi
laksana musim semi
ditaman firdaus
Duhai raja yang agung
terpasung merana
dalam pesona imitasi
si penyembah materi yang buas
pedih-perih menyayat jantung
jeritmu, langit berderik
merobek heningnya malam kelam di tengah padang gersang
namun sayang tak terdengar
melainkan merdu merayu
bak senandung biduan
pada malam pengantin putra mahkota
dalam dongeng si penipu rangking satu
Duhai raja yang agung
istanamu rapuh nian
kan runtuh, walau riak embun setetes
Duhai raja yang agung
sungguh!!
jahannam menaruh dendam padamu
dendam penuh gejolak
api yang bersorak
naudzubillahi min zdaalik
mudah-mudahan
ini hanyalah bunga tidur
pelepas lelahmu
di siang yang terik
Karya : Agil Fatah
Duhai raja yang agung
dalam istana
megah bertahta,
diatas harta tujuh samudera
pukau raga menipu sukma
singgasanamu, permata tujuh benua
berlapis-lapis, terpahat angkara berukir derita
mahkotamu, kemilau berkilat-kilat
seperti mata iblis
silau membakar retina
gelap mata merajam langkah
tertatih, berdarah-darah
perlahan tapi pasti
menuju oven kremasi
bertabur aneka bunga warna-warni
harum semerbak mewangi
laksana musim semi
ditaman firdaus
Duhai raja yang agung
terpasung merana
dalam pesona imitasi
si penyembah materi yang buas
pedih-perih menyayat jantung
jeritmu, langit berderik
merobek heningnya malam kelam di tengah padang gersang
namun sayang tak terdengar
melainkan merdu merayu
bak senandung biduan
pada malam pengantin putra mahkota
dalam dongeng si penipu rangking satu
Duhai raja yang agung
istanamu rapuh nian
kan runtuh, walau riak embun setetes
Duhai raja yang agung
sungguh!!
jahannam menaruh dendam padamu
dendam penuh gejolak
api yang bersorak
naudzubillahi min zdaalik
mudah-mudahan
ini hanyalah bunga tidur
pelepas lelahmu
di siang yang terik