Salam

AGIL FATAH

Sabtu, 31 Maret 2012

Puisi lagi

Dalam pikiran ini hanya ada lelah dan gerah
terus terang semuanya gelap
tanpa ada terang yang bersinar menyinari
dalam semua kejadian dan kisah telah berlalu
perintah tuhan

mari kita bergembira dengan senyum
meski ini senyum pesakitan,
senyum, menangis, sedih
adalah hal yang biasa
biasa terjadi dan terpatri dalam cinta yang meluruh
menghadirkan kisah yang terus dalam temuan hati

begitulah raja bertitah
inilah panorama yang dihadiri musim semi dalam seni keindahan lara
lara yang dibungkus dan dibalut bohong
kita sehari-hari telah bohong
Itu harus diakui

tapi saya bukan penjujur,
saya pembohong,,
mari,,kita mainkan nada ini
nada yang sudah dimainkan pendahulu
para penghuni waktu yang telah
berlalu, mati, ditelan tanah
mereka tinggal sejarah
dan kini sejarah melahap kita tanpa bekas

mereka adalah sebaris syair
terus menggema bergaung dihati, hanya angin dan air
itulah kelemhan, mereka berlalu lagi
mungkin takdir terlalu kejam
atau kita terlalu kejam pada takdir,,?

kepala ini seluruh bathin tersiksa, mengais sampah kehidupan
senang dan gembira, ceria mengisi waktu, bermain dibawah pohon
sambil sesekali menyembul senyum kecil
burung itu burung pipit, dia melihat aku terpaku ditengah kekalutan pikiran
kemudian dia bersiul dan menari elok
sedang bersiul, akupun ikut bersiul, semua bersiul
dan kami bernyanyi
aku dan hati kecilku ikut bernyanyi
tak lupa mulut besarku ikut bernyanyi, semua gembira semua berlari

jangan berlari
hidup tak berubah meski kau lari, jalan, merangkak, lemah tak ada peneduh, hati yang panas memang sulit ditebak maunya
mari temanku
mari temanku
kita hanya hidup sekali
kita hanya berpikir sekali

ada tabir didepan, dia tersusun
kemudian aku berdiri agar kalian berdiri
semua berdiri. Tapi tunggu,,sepertnya ada yang salah dengan cinta
cinta kan seharusnya tak membunuh satu sama lain
aku yakin itu bukan cinta

itu tipuan setan dari neraka, lihatlah trisula yang dia genggam
apa benar itu trisula dari brahma,,, aku menangis
mereka bingung, aku masih menangis. Barulah aku berhenti
indahnya bernyanyi, ada pelangi dalam jiwa
jiwa yang berwarna, yang mengangkat ku
angkat, jatuh dan terluka… kini semua terluka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar