Salam

AGIL FATAH

Senin, 09 April 2012

Perawan dingin

langit  yang terus berkabung, tetesan airmatanya membasahi bumi
disitu ada yang tersiksa, perawan yang ekstase di tengah badai rindu
perawan yang menangis dalam pelukan dingin sang hati,
besok dan kemarin tak beda baginya, hanya waktu yang sama

dua tahun yang lalu adalah cahaya senyum yang indah
masih kuingat guratan senyum itu, indah melengkung sesyahdu pelangi
dia menoleh dan akupun terdiam, hanya ada roman hidup antara aku dan dia
sungguh waktu berlalu begitu cepat, tak tahu kini dia dimana
padahal dia adalah bayangan hidup yang tak pernah mati
akupun heran dan terdiam….

dalam hati ini, perawan itu tetap ada, dia terus mengajakku bercanda
terkadang aku diam, dan bercanda dalam senyuman, meski aku tahu
dia tak mungkin kembali….
masih kuingat perawan itu, dengan seragam indah, uh! naluri jantanku menggila
desah nafas kehidupan terus berjalan, jalan menikung, meliuk dan terjal
mentari pagi itu membuat lusuh ingatanku, merona dalam hati
kini ku tak tahu lagi, ku tak bisa mengingatmu dengan baik
inilah kata-kataku, inilah goresan hatiku…..


kini kau masih tetap bersamaku, meski dalam dimensi yang lain
dimensi dimana hanya ada kenangan, malam dan kelam.
meski embun pagi hendak menyapa, kamu masih ceria dimataku
oh tidak….!!
“kembalikan aku, jangan tinggalkan terik ini menyesatkanku”
mentari tolonglah menjauh, tolong buang sengatmu, aku masih ingin dingin
dingin, beku, sejuta lelap membius hati, gemulai dengan wajahmu.

anggunlah hidupmu, menyita hati, menawan khayalku
terbang dan lepas, kaulah anginku, sayap ini masih kuat
meski beku terasa, dan burung camar menari, si pipit bersiul
mekar musim semi, mekar musim rindu, mekar musim kelam
terasa waktu berhenti menembus cakrawala dikala dikau pergi
hilang perlahan……!!

sekian lama bunga berseri, kumbangpun berburu meramu cinta
telah mati semua tanah gersang rindukan air, itulah aku
siksa kutahan, tak kuat kutanggung, waktu mengejekku
lihat bungaku dibalik kaca secerah bulan, persis lingkaran malaikat
malaikat kecilku yang sepi, hari ini kan kubuat dunia berhenti berputar
kubuat mereka menangis mengais cinta, mengiba rindu
kalian pejuang, entah sampai kapan kalian berjuang, aku hanya diam
berjuanglah….dingin ini menawanku, camarku telah lelap
berjuanglah… pangkuanku kini camarku lelap

sempurnalah dia
sempurnalah dia
sempurnalah dia
kemudian aku membisu…!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar